Pertanyaan ini cocok diajukan untuk mahasiswa-mahasiswa, mulai dari mahasiswa tahun pertama sampai dengan mahasiswa tahun terakhir. Saya sering menyisipkan pertanyaan ini di kelas dimana saya menemukan “wajah” baru mahasiswa di kelas tersebut. Pertanyaan ini saya gunakan sebagai “senjata” untuk menarik perhatian mereka yang baru mengikuti kelas saya. Pertanyaan semacam ini cocok untuk menjadi ice breaking agar kelas tidak dingin dan mencair pada pertemuan pertama. Jawaban pertanyaan tersebut sangat beragam, mulai dari yang menggelikan sampai dengan yang serius. Ada mahasiswa yang berkuliah karena berkuliah akan mendongkrak “status” mereka. Bagaimanapun, label sebagai mahasiswa masih dianggap sebagai status yang dipandang baik oleh masyarakat. Ada mahasiswa yang berkuliah karena mereka ingin meningkatkan “daya saing” dalam pasar kerja karena kualifikasi latar belakang pendidikan yang lebih tinggi dianggap sebagai cara untuk memenangkan kompetisi di pasar kerja. Ada yang secara serius mengatakan bahwa kuliah adalah menimba ilmu. Semua jawaban itu tidak salah. Yang perlu dicermati adalah jawaban mahasiswa tersebut akan berdampak pada sikap mereka terhadap proses perkuliahan. Kelompok mahasiswa yang pertama bisa jadi adalah mahasiswa “kupu-kupu” (KUliah PUlang – KUliah PUlang). Kalau kelompok ini adalah mahasiswa full time, mereka ini tidak menemukan pengalaman selain kuliah, seperti mengikuti kegiatan kemahasiswaan atau menjadi pengurus unit kegiatan mahasiswa. Untuk mereka yang part time students, predikat ini mungkin tidak terlalu merisaukan karena mereka dapat mengasah ketrampilan mereka di tempat kerja masing-masing. Kelompok mahasiswa yang kedua adalah kelompok pragmatis. Menurut saya, pragmatisme mahasiswa ini akan terbawa dalam kuliah dan mereka akan memilah matakuliah menjadi dua klasifikasi, yaitu matakuliah yang mudah ditemui aplikasinya dan yang tidak. Mahasiswa akan lebih memperhatikan matakuliah-matakuliah dalam klasifikasi pertama karena mereka menilai bahwa matakuliah tersebut adalah bekal yang baik dalam pasar kerja. Sebagai misal, mahasiswa di Fakultas Ekonomi lebih memperhatikan matakuliah manajemen fungsional, seperti manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen operasi, dan manajemen sumber daya manusia, karena matakuliah tersebut akan dibutuhkan aplikasinya di dunia bisnis (kerja). Sementara itu, mahasiswa kurang concerns dengan matakuliah lain, seperti matematika, statistik, atau matakuliah kuantitatif lainnya. Akibatnya, mereka tidak terlalu interested dengan matakuliah-matakuliah tersebut. Kelompok ketiga adalah kelompok mahasiswa yang ideal. Dalam ajaran agama, belajar atau menimba ilmu adalah ibadah yang wajib dilakukan seumur hidup manusia. Kelompok ini mempunyai tujuan yang agung sebagai motivasi dalam berkuliah. Mereka akan terus bersemangat menimba ilmu di setiap perkuliahan, tidak peduli apakah matakuliah yang sedang mereka pelajari adalah matakuliah yang dibutuhkan di pasar kerja atau tidak. Dengan kata lain, kembali pada illustrasi pada paragraf sebelum ini, mereka ini sama bersemangatnya ketika berkuliah manajemen fungsional maupun metode kuantitatif. Mereka dalam kelompok ini menyadari pula bahwa menimba ilmu tidak saja di pertemuan formal dalam kelas tetapi juga kegiatan di luar kelas.
Akhirnya setelah lama dinanti terbit jg tulisan tentang ini. Jadi dapat bahan utk memulai kelas baru di semester depan. Terima kasih Pak Hadi..
Oya, sy jg punya klasifikasi ttg tipikal mahasiswa dlm perkuliahan. Tp tulisannya belum sempurna, belum layak dibagi 🙂
tulis saja klasifikasi itu agar blog bu Mia tambah isinya. niat baiknya adalah sharing dengan para mahasiswa agar mereka tidak termasuk pada klasifikasi yang salah…
terimakasih pak, dg tulisan ini saya bisa lebih menata niat saya… sebelumnya saya malah bingung apa sebenarnya niat saya dalam berkuliah.. saya pernah memantapkan hati saya bahwa saya kuliah adalah untuk mencari ilmu tapi sesekali saya berpikir dengan kuliah saya bisa manfaatkan dalam mencari penghasilan kelak agar lebi mudah,,, yaaa mungkin termasuk golongan kedua kali
terima kasih komentarnya. ini adalah pendapat pribadi saya yang merupakan hasil pengamatan subyektif saya saja. insyaallah, saya akan mengunggah tulisan serupa untuk seri kedua yang berlatar belakang ekonomi. ditunggu saja…
terimakasih pak, dg tulisan ini saya bisa lebih menata niat saya… sebelumnya saya malah bingung apa sebenarnya niat saya dalam berkuliah.. saya pernah memantapkan hati saya bahwa saya kuliah adalah untuk mencari ilmu tapi sesekali saya berpikir dengan kuliah saya bisa manfaatkan dalam mencari penghasilan kelak agar lebi mudah,,, yaaa mungkin termasuk golongan kedua
Ping-balik: Untuk Apa Kuliah ? (2) « Belajar, Bekerja, Berbagi
sungguh sangat menarik pembahasan ini. namun bagi saya ada tiga kelompok mahasiswa. yang pertama, kebetulan sama KUPU-KUPU (kuliah pulang-kuliah pulang). yang kedua, KURA-KURA (kuliah rapat-kuliah rapat). yang ketiga, Kutu-kutu (Kuliah turu- kuliah turu).
boleh juga ditambahkan istilah itu ya…kutu-kutu…
kebanyakan sekarang hanya anak kuliah (tukang kuliah) bukan sebagai mahasiswa lagi pak
karena kalau seorang mahasiswa tidak akan KUPU-KUPU
mungkin saja benar istilah anak kuliah itu. kupu-kupu juga gak apa-apa sebenarnya asalkan pulang ke rumahnya dalam rangka untuk mempelajari apa yang seharusnya dipelajari.